MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas
Mata Kuliah Study Qur’an /Ulumul Qur’an
Dosen Pembimbing :
Muh. Khozin Kharis, H. S.Ag, M.H
Disusun Oleh :
Abdul Fatah
Yully Guntur Anggodo Putra
Muri
( STAIDA )
BLOKAGUNG – TEGALSARI – BANYUWANGI
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan
kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “study
Qur’an/ulumul Qur’an”. Tidak lupa
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada dosen mata kuliah Study Qur’an/Ulumul Qur’an, Muh. Khozin
Kharis, H. S.Ag, M.Hyang telah banyak memberikan kepada kami berbagai ilmu
tentang ilmu Ulumul Qur’an khususnya kepada kami mahasiswa semester I Reguler.
Semoga apa yang beliau ajarkan kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal
jariyah bagi beliau di Akherat kelak. Amiin.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Hadis Pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas
beberapa pembahasan mengenai Isi kandungan Al – qur’an, Fungsi Al – qur’an, Al
– qur’an sebagai syari’at, dan Mushaf Al – qur’an.
Akhirnya penulis sampaikan terima
kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada
umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Banyuwangi, 22 Januari 2013
Penulis
Hormat kami
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang................................................................................................ 1
B.
Tujuan Penuisan............................................................................................. 1
D.
Sistematika Penulisan..................................................................................... 1
C.
Rumusan Masalah........................................................................................... 1
BAB
IIPEMBAHASAN....................................................................................................... 2
A.
Isi Kandungan Al – qur’an................................................................................ 2
B.
Fungsi Al – qur’an............................................................................................ 3
C.
Al – qur’an Sebagai Sumber Syari’at................................................................. 5
D.
Mushaf Al – qur ‘an......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 9
A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT pada bulan Ramadhan.
Oleh karna itu, umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an di
bulan ini. Bukan berarti tidak membaca di bulan selain Ramadhan tetapi
bagaimana supaya di dalam bulan Ramadhan lebih diperbanyak lagi membaca
Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang memang betul-betul dipahami, bukan saja
dibaca akan melahirkan tokoh-tokoh Islam yang beriman dan mampu menciptakan
perubahan dalam masyarakat demi kemajuan suatu negeri. Dicontohkan disini,
negara Islam Iran yang mampu melahirkan banyak tokoh Islam yang cendekia
sehingga keberadaannya disegani oleh Amerika karna mampu menciptakan senjata
seperti nuklir. Amerika dibuat waspada oleh adanya ilmuan-ilmuan Islam ini.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan
dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa
mau memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan, banyak
orang-orang berlomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebenarnya bukan mengkhatamkan
yang diutamakan akan tetapi menelaah dan mempelajari Al-Qur’an yang sangat
dianjurkan agar tidak terjadi kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang
terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat yang
mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah
satunya adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti yang telah
penulis katakan di atas. Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak
mempelajari. Sebagai masukan, pelajarilah Al-Qur’an agar kita semua umat Islam
dapat bersatu kembali seperti pada masa Nabi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang Al – qur’an
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Al – qur’an
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Study Qur’an/Ulumul Qur’an
C. Rumusan
Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa isi kandungan Al – qur’an?
1. Apa isi kandungan Al – qur’an?
2. Apa fungsi Al – qur’an?
3. Bagaimana Al – qur’an sebagai sumber syari’at?
4. Apa Mushaf Al – qur’an?
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun
dengna sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan
latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika
penulisan; BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang Isi kandungan Al – qur’an,
Fungsi Al – qur’an, Al – qur’an sebagai sumber syari’at, Mushaf Al – qur’an. BAB
II : PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isi Kandungan Al – qur’an
1. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang
mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap
orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan
keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang
pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai
orang-orang kafir.
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa.
Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang
dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah
dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir
rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar
zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.
3. Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang
dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun
yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak
lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus
mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran
adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili
dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti
bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa jenis atau macam
seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan
adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT
berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah
atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam
alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan
dengan istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah
cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan
akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat
tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak
ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk
mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam
semesta.
B.
Fungsi Al – qur’an
1. Sebagai mukjizat nabi
Muhammad untuk membuktikan, bahwa nabi muhammad adalah nabi dan rasul Allah,
dan sebagai bukti bahwa al-Quran adalah firman
Allah, bukan ucapan (ciptaan) Nabi Muhammad sendir
Dalam bahasa Arab, mukjizat berasal
dari kata ‘ajz yang berarti lemah, kebalikan dari qudrah (kuasa).
Sedangkan i’jaz berarti membuktikan kelemahan. Mu’jiz adalah
sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat
biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada
zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak
kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang
mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut. Bukankah mukjizat berarti
yang melumpuhkan atau yang membuat lemah? Rasulullah saw. pun hadir pada suatu
zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan
Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan
seluruh penyair yang ada pada zaman itu.
Syaikh Muhammad Abduh dalam kitabnya Risâlah
at-Tauhîd mengungkapkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa dan sastra
Arab ketika Al-Quran turun dan bagaimana Al-Quran mengalahkan semua keunggulan
tersebut, ”Al-Quran diturunkan pada suatu masa di mana para ahli riwayat telah
sepakat bahwa masa itu adalah masa yang sangat gemilang ditinjau dari segi
bahasa. Pada masa itu ada banyak sekali ahli sastra dan ahli retorika (pidato).”
Kemudian ia menuliskan tentang tantangan Al-Quran terhadap para ahli pidato
tersebut, ”Benarlah bahwa Al-Quran itu suatu mukjizat. Telah berlalu masa yang
panjang, generasi datang silih berganti, dan tantangan Al-Quran tetap berlaku,
akan tetapi tidak seorang pun yang dapat menjawab tantangan tersebut. Semua kembali
dengan tangan hampa karena lemah dan tiada berdaya.”
Keindahan gaya bahasa Al-Quran dan kerapihan
susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab apa pun pada
masa itu dan masa sesudahnya. Itulah mengapa, Al-Quran menjadi salah satu sebab terpenting bagi
masuknya orang-orang pada masa Rasulullah saw. dan setelahnya ke dalam Islam,
serta menjadi sumber hidayah bagi orang-orang pada masa sekarang dan masa yang
akan datang. Umar bin Khathab masuk Islam setelah mendengar Al-Quran awal surat
Thâhâ yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy waktu
itu, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat
Fushshilat yang dikemukakan Rasulullah saw. sebagai jawaban atas usaha-usaha
bujukan dan diplomasinya. Bahkan, seorang Abu Jahal pun, orang yang paling
memusuhi Rasulullah saw., sampai tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar
surat Adh-Dhuha yang dibacakan oleh beliau.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada
petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang
dari Allah Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau
berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia
apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada
awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS
6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan
lain-lain.
Ada pula ayat-ayat
yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri
Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi
Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita
bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang
berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah
seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga
menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang
disampaikan melalui lisan utusan-Nya. (QS 30:2,3,4; QS 5:14).
2. Sebagai pembenar kitab-kitab
suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
3. sebagai pengukuh (penguat)
yang mengukuhkan dan menguatkan
kebenaran2 para nabi dan rasul sebelum
nabi muhammad
4. Sebagai pembimbing yang lurus
5. Sebagai pedoman bagi manusia,
petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya.
Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an
banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup
dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan seperti: beribadah langsung kepada Allah Swt. (QS
2:43,183,184,196,197; QS 11:114), berkeluarga (QS 4:3, 4,15,19,20,25; QS
2:221; QS 24:32; QS 60:10,11), bermasyarakat (QS 4:58; QS 49:10,13; QS
23:52; QS 8:46; QS 2:143), berdagang (QS 2:275,276,280; QS 4:29), utang-piutang
(QS 2:282), kewarisan (QS 2:180; QS 4:7-12,176; QS 5:106), pendidikan
dan pengajaran (QS 3:159; QS 4:9,63; QS 31:13-19; QS 26:39,40), pidana
(QS 2:178; QS 4:92,93; QS 5:38; QS 10:27; QS 17:33; QS 26:40), dan aspek-aspek
kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai
pada setiap tempat dan setiap waktu (QS 7:158; QS 34:28; QS 21:107). (vii)
Setiap Muslim
diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya
(QS 2:208; QS 6:153; QS 9:51). Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata
nilai itu dipandang Al-Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa (QS 33:36).
Melaksanakannya dinilai ibadah (QS 4:69; QS 24:52; QS 33:71), memperjuangkannya
dinilai sebagai perjuangan suci (QS 61:10-13; 9:41), mati karenanya dinilai
sebagai mati syahid (QS 3:157,169), hijrah karena memperjuangkannya dinilai
sebagai pengabdian yang tinggi (QS 4:100, QS 3:195), dan tidak mau
melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir (QS 5:44,45,47).
6. Sebagai pelajaran dan
penerangan
7. Sebagai sumber segala macam
aturan tentang hukum,sosial, dll.
8. Sebagai obat penyakit jiwa.
9. Sebagai korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak
mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci
sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan
ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah
orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya. (ix)
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh
Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
- Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
- Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
- Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
- Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84) perhatikan (Genesis, 19:33-36)
- Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94) perhatikan (Keluaran, 37:2-4)
- Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) perhatikan (Raja-Raja, 21:4-5) dan sebagainya.
Fungsi lain Al-Quran yang
tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., dan
bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT.
C. Al – qur’an Sebagai Sumber
Syari’at
Syari’ah (hukum) Islam
satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT termasuk dalam kitab suci Al-Qur’an.
Kebenaran dan kemurnian adalah mutlak dan merupakan sumber dan tolak ukur
dari seluruh kebenaran. Berlainan dengan kebenaran ilmiyah yang bersifat
relatif dan subyektif, hanyalah berdasarkan indrawi dan akal manusia semata.
Al-Qur’an mencakup semua bidan keilmuan.
Simak Firman Allah SWT
:
“Tidak Kami tinggalkan
sesuatu (kecuali ada) didalam Al-Qur’an.” (QS. Al-An’am : 38)
Dan Firman-Nya :
“Dan Kami turunkan
kepadamu kitab Al-Qur’an untuk menerangkan segala sesuatu.” (QS. An-Nahl : 89)
Pada dasarnya syari’ah
(hukum) mengandung 2 (dua) aspek, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT
(hubungan vertikal) yang disebut dengan ibadah dan hubungan antara sesama umat
manusia (hubungan horisontal) yang disebut dengan muamalah.
Ruang lingkup muamalah
meliputi masalah yang berhubungan dengan harta benda, social, kekeluargaan, hak
dan kewajiban dan sebagainya. Aspek yang berhubungan dengan ibadah tercantum
dalam Rukun Islam, yaitu :
1. Syahadat
Bahwa dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat (shahadatain) berarti seseorang itu
telahmenjadi muslim dan kepadanya diperlakukan semua hukum Islam.
Firman Allah SWT :
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah.”
Penjelasan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
Muhammad adalah Rasulullah adalah menjadi dasar keimanan bagi setiap pribadi
muslim.
2. Sholat
Kewajiban sholat didalam kitab suci Al-Qur’an dengan
tegas diperintahkan oleh Allah SWT.
Firman-Nya :
“Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”” (QS. Al-Ankabut : 45)
Sholat yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim adalah sholat yang lima waktu, yaitu sholat
Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Sholat Jum’at diwajibkan sekali dalam
seminggu. Selain dari sholat yang wajib, dianjurkan pula melaksanakan
sholat-sholat sunat : seperti sholat rawatib, sholat Idain (Hari Raya Idhul
Fitri dan Idhul Adha/Qurban), sholat Tahajud, tarawih, istikharah dan
sebagainya.
Kafiat (cara-cara) sholat yang dilaksanakan umat Islam
sesuai dengan sholat yang telah dilaksanakan (dipraktekan) oleh Nabi Muhammad
SAW tanpa mengalami perubahan.
Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Sholatlah
kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat.” (HR. Bukhari)
3.Zakat
Sesungguhnya ibadah sholat adalah
merupakan ibadah pribadi setiap muslim, sedangkan ibadah zakat adalah berfungsi
social untuk kemaslahatan umat. Kewajiban berzakat dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Perhatikan Firman Allah SWT :
“Ambillah zakat dari sebagian harta benda mereka,
dengan zakat itu, kamu membersihkan mereka dan mensucikan mereka.” (QS.
At-Taubah : 103)
4.Puasa
Diantara rukun Islam
yang lima adalah puasa bulan Ramadhan, hukum melaksakannya adalah wajib bagi
setiap muslim yang sudah dewasa. Ibadah puasa membentuk akhlak yang mulia,
disiplin, amanah dan sebagainya. Perasaan lapar dan dahaga akan menimbulkan
jiwa social, karena dapat merasakan bagaimana kesulitan Fakir miskin yang
selalu mengalami lapar, haus dan sebagainya. Kewajiban berpuasa dijelaskan
dalam Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
Ibadah puasa mengandung nilai yang sangat tinggi bagi kehidupan manusia, karena
selain dari ibadah dapat membentuk insan taqwa. Pengertian taqwa adalah patuh
dan tunduk kepada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain
dari pada itu ibadah puasa memberikan didikan kesehatan jasmani.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Berpuasalah agar kamu menjadi sehat.” (HR. Tabrani)
5.
Haji
Ibadah Haji wajib dilaksanakan satu kali seumur hidup
bagi muslim yang mampu, melaksanakan Haji berikutnya hukumnya sunnat. Kewajiban
menunaikan ibada Haji dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Firman Allah SWT :
“Mengerjakan ibadah Haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya.”
(QS. Al-Imran : 97)
Ayat diatas mengandung pengertian bahwa kewajiban setiap muslim melaksanakan
ibadah Haji dengan syarat :
- Sehat rohani dan jasmani
- Aman dalam perjalanan
- Mampu menyediakan biaya, baik bagi mereka yang melaksanakan ibadah Haji maupun bagi keluarga yang ditinggalkan.
D. Mushaf Al – qur’an
Istilah mushaf (mushhaf) tentu tidak asing bagi kaum Muslim. Saat
mendengar kata tersebut, tidak seorang pun dari kaum Muslim yang akan berbeda
tentang maksudnya, yakni mushhaf al-Qur'an.
Istilah mushhaf sendiri dibentuk dari kata shahîfah; bentuk
jamaknya shahâ'if, shuhuf. Menurut Ibn Duraid dalam Jumhurah al-Lughah,
shahîfah adalah kulit yang berwarna keputihan atau lembaran/lempengan tipis,
untuk tempat menulis tulisan. Adapun menurut al-Jauhari dalam Ash-Shihah fî
al-Lughah, shahîfah adalah al-kitab. Jadi, secara bahasa shahîfah—jamaknya
shuhuf—bisa diartikan lembaran-lembaran tulisan.
Di dalam al-Quran kata shuhuf dinyatakan delapan kali di delapan
ayat (QS Thaha [20]: 133; an-Najm [53]: 36; al-Muddatstsir [74]: 52; 'Abasa
[80]: 13; at-Takwir [81]: 10; al-A'la [87]: 18, 19; al-Bayyinah [98]: 2).
Maknanya adalah lembaran-lembaran, kitab-kitab terdahulu sebelum al-Quran dan
catatan amal.
Adapun mushhaf, menurut Abu Hilal al-'Askari, penduduk Nejad
membacanya mushhaf sedangkan penduduk Hijaz membacanya mishhaf. Menurut Ibn
Duraid, bacaan mishsaf adalah bacaan menurut Bani Tamim, sedangkan bacaan
mushhaf adalah bacaan penduduk Nejad. Menurut al-Fara' seperti dikutip oleh
al-Jauhari, orang Arab susah menyebut dhammah maka mereka ubah mîm-nya menjadi
kasrah, tetapi asalnya adalah dhammah. Mishhaf itu karena diambil dari ushhifa
yang di dalamnya lembaran-lembaran dikumpulkan. Al-Azhari mengatakan,
al-mushhaf disebut mushhaf, liannahu ushhifa yaitu yang dijadikan menghimpun
lembaran-lembaran (shuhuf) yang tertulis di antara dua lembaran sampul. Karena
itu, menurut ar-Raghib al-Ashfahani di dalam Mufradât, mushhaf adalah apa yang
dijadikan menghimpun lembaran-lembaran yang tertulis.
Menurut Abu Hilal al-'Askari, mushhaf berbeda dengan kitâb. Kitâb
bisa terdiri dari satu lembar saja atau sejumlah lembaran. Adapun mushhaf harus
terdiri atas sejumlah lembaran. Ini adalah makna menurut bahasa.
Hanya saja, akhirnya istilah mushhaf itu secara tradisi digunakan
untuk menyebut lembaran-lembaran tulisan al-Quran yang dikumpulkan pada masa
Khalifah Abu Bakar. Berikutnya digunakan menyebut salinan mushhaf itu yang
dibuat pada masa Khalifah Utsman bin Affan, dan secara khusus disebut Mushhaf
Utsmani. Mushaf ini disepakati oleh para Sahabat sebagai satu-satunya master
bagi penulisan mushaf al-Quran yang sah berlaku sejak saat itu hingga kiamat
nanti. Kemudian kumpulan lembaran yang memuat tulisan seluruh al-Quran mulai
surat al-Fatihah hingga an-Nas itu sering disebut mushaf saja. Jadi al-mushhaf
adalah mushhaf al-Quran itu sendiri yang disalin berdasarkan master Mushaf
Utsmani itu.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa al-Qur’an itu betul-betul datang dari Allah dan dinukil secara qat’iy
(pasti). Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an
merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa.
Garis-garis besar isi kandungan
Al-Quranpokok-pokok isi kandungan Al-Quran ada lima:
1. Tauhid, kepercayaan pada allah
swt, Malaikat-malaikatnya, Kitab-kitabnya, para Rasul-Nya, hari kemudian, Qadla
dan Qadar yang baik dan buruk.
2.Tuntunan ibadat sebagai perbuatan yang
menghidupkan jiwa tauhid.
3.Janji dan ancaman:Al-Quran menjanjikan
pahala bagi orang yang mau menerima dan mengamalkan isi Al-Quran dan mengancam
mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
4.Hukum yang dihajati
pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagian dunia dan akhirat.
5.Inti sejarah orang-orang
yang tunduk kepada allah,yaitu orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan
Rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama allah dan
hukum-hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi
orang-orang yang hendak mencari kebahagian dan meliputi tuntunan akhlaq.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Djalal. 1997. Ulumul Quran.
Surabaya: Dunia Ilmu.
Abdul
Wahid Ramli. 2002. Ulumul Qur’an. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an.
Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Manna’
Khalil al-Qaththan. 1992. Study Ilmu-ilmu Quran. Cet. I (Penterjemah Drs. Mudzkir AS.). Bogor:
Litera Antar
Nusa.
Muhammad
Zaini. 2005. Ulumul Qur’an Suatu Pengantar. Cet. 1. Banda Aceh: Yayasan
Pena.
Quraish
Shihab, dkk. 2001. Sejarah dan Ulumul Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Rosihon Anwar. 2000. Ulumul Quran. Bandung:
Pustaka Setia.
Shaleh.
Asbabun Nuzul. Bandung: C.V Diponegoro. 1992
Subhi As-Shalih. 1985.Membahas
Ilmu-Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Pustaka
Firdaus.
by : Abdul Fatah (clark fath okcat cocolataek aceJRnHolly2 aisylainnow, aftah, afgan, abgan, ngab, n dul)
iya itu tadi contoh makalah ulumul qur'an/study hadits yg saya bisa bagikan pada postingan kali ini, semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar