Selasa, 22 Januari 2013

Makalah Ulumul Qur'an


MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah Study Qur’an /Ulumul Qur’an
Dosen Pembimbing :
Muh. Khozin Kharis, H. S.Ag, M.H




Disusun Oleh :
Abdul Fatah
Yully Guntur Anggodo Putra
Muri



PROGRAM EKONOMI SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
( STAIDA )
BLOKAGUNG – TEGALSARI – BANYUWANGI
2012



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “study Qur’an/ulumul Qur’an”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Study Qur’an/Ulumul Qur’an, Muh. Khozin Kharis, H. S.Ag, M.Hyang telah banyak memberikan kepada kami berbagai ilmu tentang ilmu Ulumul Qur’an khususnya kepada kami mahasiswa semester I Reguler. Semoga apa yang beliau ajarkan kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal jariyah bagi beliau di Akherat kelak. Amiin.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hadis Pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan mengenai Isi kandungan Al – qur’an, Fungsi Al – qur’an, Al – qur’an sebagai syari’at, dan Mushaf Al – qur’an.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.



Banyuwangi, 22 Januari 2013
Penulis

Hormat kami

                                                                                                                                                            



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I     PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan Penuisan............................................................................................. 1
D. Sistematika Penulisan..................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................... 2
A. Isi Kandungan Al – qur’an................................................................................ 2
B. Fungsi Al – qur’an............................................................................................ 3
C. Al – qur’an Sebagai Sumber Syari’at................................................................. 5
D. Mushaf Al – qur ‘an......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 9
A. Kesimpulan..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT pada bulan Ramadhan. Oleh karna itu, umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan ini. Bukan berarti tidak membaca di bulan selain Ramadhan tetapi bagaimana supaya di dalam bulan Ramadhan lebih diperbanyak lagi membaca Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang memang betul-betul dipahami, bukan saja dibaca akan melahirkan tokoh-tokoh Islam yang beriman dan mampu menciptakan perubahan dalam masyarakat demi kemajuan suatu negeri. Dicontohkan disini, negara Islam Iran yang mampu melahirkan banyak tokoh Islam yang cendekia sehingga keberadaannya disegani oleh Amerika karna mampu menciptakan senjata seperti nuklir. Amerika dibuat waspada oleh adanya ilmuan-ilmuan Islam ini.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya saja tanpa mau memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di bulan Ramadhan, banyak orang-orang berlomba mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebenarnya bukan mengkhatamkan yang diutamakan akan tetapi menelaah dan mempelajari Al-Qur’an yang sangat dianjurkan agar tidak terjadi kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang terjadi belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah satunya adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti yang telah penulis katakan di atas. Kebanyakan dari mereka hanya membaca tapi tidak mempelajari. Sebagai masukan, pelajarilah Al-Qur’an agar kita semua umat Islam dapat bersatu kembali seperti pada masa Nabi.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang Al – qur’an
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Al – qur’an
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Study Qur’an/Ulumul Qur’an

C. Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa isi kandungan Al – qur’an?
2. Apa fungsi Al – qur’an?
3. Bagaimana Al – qur’an sebagai sumber syari’at?
4. Apa Mushaf Al – qur’an?

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengna sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang Isi kandungan Al – qur’an, Fungsi Al – qur’an, Al – qur’an sebagai sumber syari’at, Mushaf Al – qur’an. BAB II : PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi Kandungan Al – qur’an
1.    Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2.    Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3.    Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4.    Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5.    Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6.    Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7.    Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.



B. Fungsi Al – qur’an
1. Sebagai mukjizat nabi Muhammad untuk membuktikan, bahwa nabi muhammad adalah nabi dan rasul Allah, dan sebagai bukti bahwa al-Quran adalah firman  Allah, bukan ucapan (ciptaan) Nabi Muhammad sendir
Dalam bahasa Arab, mukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah, kebalikan dari qudrah (kuasa). Sedangkan i’jaz berarti membuktikan kelemahan. Mu’jiz adalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu daya para tukang sihir tersebut. Bukankah mukjizat berarti yang melumpuhkan atau yang membuat lemah? Rasulullah saw. pun hadir pada suatu zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan seluruh penyair yang ada pada zaman itu.
Syaikh Muhammad Abduh dalam kitabnya Risâlah at-Tauhîd mengungkapkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa dan sastra Arab ketika Al-Quran turun dan bagaimana Al-Quran mengalahkan semua keunggulan tersebut, ”Al-Quran diturunkan pada suatu masa di mana para ahli riwayat telah sepakat bahwa masa itu adalah masa yang sangat gemilang ditinjau dari segi bahasa. Pada masa itu ada banyak sekali ahli sastra dan ahli retorika (pidato).” Kemudian ia menuliskan tentang tantangan Al-Quran terhadap para ahli pidato tersebut, ”Benarlah bahwa Al-Quran itu suatu mukjizat. Telah berlalu masa yang panjang, generasi datang silih berganti, dan tantangan Al-Quran tetap berlaku, akan tetapi tidak seorang pun yang dapat menjawab tantangan tersebut. Semua kembali dengan tangan hampa karena lemah dan tiada berdaya.”
Keindahan gaya bahasa Al-Quran dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab apa pun pada masa itu dan masa sesudahnya. Itulah mengapa, Al-Quran menjadi salah satu sebab terpenting bagi masuknya orang-orang pada masa Rasulullah saw. dan setelahnya ke dalam Islam, serta menjadi sumber hidayah bagi orang-orang pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Umar bin Khathab masuk Islam setelah mendengar Al-Quran awal surat Thâhâ yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, diplomat Quraisy waktu itu, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat yang dikemukakan Rasulullah saw. sebagai jawaban atas usaha-usaha bujukan dan diplomasinya. Bahkan, seorang Abu Jahal pun, orang yang paling memusuhi Rasulullah saw., sampai tidak jadi membunuh Nabi karena mendengar surat Adh-Dhuha yang dibacakan oleh beliau.
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS 6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’. Tsamud, ’Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya. (QS 30:2,3,4; QS 5:14).
2. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil.
3. sebagai pengukuh (penguat) yang  mengukuhkan dan menguatkan kebenaran2  para nabi dan rasul sebelum nabi muhammad
4. Sebagai pembimbing yang lurus
5. Sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya.
Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an banyak mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan seperti: beribadah langsung kepada Allah Swt. (QS 2:43,183,184,196,197; QS 11:114), berkeluarga (QS 4:3, 4,15,19,20,25; QS 2:221; QS 24:32; QS 60:10,11), bermasyarakat (QS 4:58; QS 49:10,13; QS 23:52; QS 8:46; QS 2:143), berdagang (QS 2:275,276,280; QS 4:29), utang-piutang (QS 2:282), kewarisan (QS 2:180; QS 4:7-12,176; QS 5:106), pendidikan dan pengajaran (QS 3:159; QS 4:9,63; QS 31:13-19; QS 26:39,40), pidana (QS 2:178; QS 4:92,93; QS 5:38; QS 10:27; QS 17:33; QS 26:40), dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu (QS 7:158; QS 34:28; QS 21:107). (vii)
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut dalam kehidupannya (QS 2:208; QS 6:153; QS 9:51). Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu dipandang Al-Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa (QS 33:36). Melaksanakannya dinilai ibadah (QS 4:69; QS 24:52; QS 33:71), memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci (QS 61:10-13; 9:41), mati karenanya dinilai sebagai mati syahid (QS 3:157,169), hijrah karena memperjuangkannya dinilai sebagai pengabdian yang tinggi (QS 4:100, QS 3:195), dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai zalim, fasiq, dan kafir (QS 5:44,45,47).
6. Sebagai pelajaran dan penerangan
7. Sebagai sumber segala macam aturan tentang hukum,sosial, dll.
8. Sebagai obat penyakit jiwa.
9. Sebagai korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya. (ix)
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
  • Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
  • Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
  • Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
  • Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84) perhatikan (Genesis, 19:33-36)
  • Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94) perhatikan (Keluaran, 37:2-4)
  • Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) perhatikan (Raja-Raja, 21:4-5) dan sebagainya.
Fungsi lain Al-Quran yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT.
C. Al – qur’an Sebagai Sumber Syari’at
Syari’ah (hukum) Islam satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT termasuk dalam kitab suci Al-Qur’an. Kebenaran dan kemurnian  adalah mutlak dan merupakan sumber dan tolak ukur dari seluruh kebenaran. Berlainan dengan kebenaran ilmiyah yang bersifat relatif dan subyektif, hanyalah berdasarkan indrawi dan akal manusia semata. Al-Qur’an mencakup semua bidan keilmuan.
Simak Firman Allah SWT :
“Tidak Kami tinggalkan sesuatu (kecuali ada) didalam Al-Qur’an.” (QS. Al-An’am : 38)

Dan Firman-Nya :
“Dan Kami turunkan kepadamu kitab Al-Qur’an untuk menerangkan segala sesuatu.” (QS. An-Nahl : 89)
Pada dasarnya syari’ah (hukum) mengandung 2 (dua) aspek, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT (hubungan vertikal) yang disebut dengan ibadah dan hubungan antara sesama umat manusia (hubungan horisontal) yang disebut dengan muamalah.

Ruang lingkup muamalah meliputi masalah yang berhubungan dengan harta benda, social, kekeluargaan, hak dan kewajiban dan sebagainya. Aspek yang berhubungan dengan ibadah tercantum dalam Rukun Islam, yaitu :
1. Syahadat
Bahwa dengan mengucapkan dua kalimat syahadat (shahadatain) berarti seseorang itu telahmenjadi muslim dan kepadanya diperlakukan semua hukum Islam.
        Firman Allah SWT :
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah.”
Penjelasan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah adalah menjadi dasar keimanan bagi setiap pribadi muslim.
2. Sholat
Kewajiban sholat didalam kitab suci Al-Qur’an dengan tegas diperintahkan oleh Allah SWT.
       
 Firman-Nya :
“Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”” (QS. Al-Ankabut : 45)
Sholat yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim adalah sholat yang lima waktu, yaitu sholat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Sholat Jum’at diwajibkan sekali dalam seminggu. Selain dari sholat yang wajib, dianjurkan pula melaksanakan sholat-sholat sunat : seperti sholat rawatib, sholat Idain (Hari Raya Idhul Fitri dan Idhul Adha/Qurban), sholat Tahajud, tarawih, istikharah dan sebagainya.
Kafiat (cara-cara) sholat yang dilaksanakan umat Islam sesuai dengan sholat yang telah dilaksanakan (dipraktekan) oleh Nabi Muhammad SAW tanpa mengalami perubahan.
        Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat.” (HR. Bukhari)
3.Zakat
Sesungguhnya ibadah sholat adalah merupakan ibadah pribadi setiap muslim, sedangkan ibadah zakat adalah berfungsi social untuk kemaslahatan umat. Kewajiban berzakat dijelaskan dalam Al-Qur’an.
        Perhatikan Firman Allah SWT :
“Ambillah zakat dari sebagian harta benda mereka, dengan zakat itu, kamu membersihkan mereka dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah : 103)
4.Puasa
Diantara rukun Islam yang lima adalah puasa bulan Ramadhan, hukum melaksakannya adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah dewasa. Ibadah puasa membentuk akhlak yang mulia, disiplin, amanah dan sebagainya. Perasaan lapar dan dahaga akan menimbulkan jiwa social, karena dapat merasakan bagaimana kesulitan Fakir miskin yang selalu mengalami lapar, haus dan sebagainya. Kewajiban berpuasa dijelaskan dalam Al-Qur’an.
        Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
            Ibadah puasa mengandung nilai yang sangat tinggi bagi kehidupan manusia, karena selain dari ibadah dapat membentuk insan taqwa. Pengertian taqwa adalah patuh dan tunduk kepada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain dari pada itu ibadah puasa memberikan didikan kesehatan jasmani.
        Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Berpuasalah agar kamu menjadi sehat.” (HR. Tabrani)
5.      Haji
Ibadah Haji wajib dilaksanakan satu kali seumur hidup bagi muslim yang mampu, melaksanakan Haji berikutnya hukumnya sunnat. Kewajiban menunaikan ibada Haji dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
        Firman Allah SWT :
“Mengerjakan ibadah Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya.” (QS. Al-Imran : 97)
            Ayat diatas mengandung pengertian bahwa kewajiban setiap muslim melaksanakan ibadah Haji dengan syarat :
  1. Sehat rohani dan jasmani
  2. Aman dalam perjalanan
  3. Mampu menyediakan biaya, baik bagi mereka yang melaksanakan ibadah Haji maupun bagi keluarga yang ditinggalkan.
D. Mushaf Al – qur’an
Istilah mushaf (mushhaf) tentu tidak asing bagi kaum Muslim. Saat mendengar kata tersebut, tidak seorang pun dari kaum Muslim yang akan berbeda tentang maksudnya, yakni mushhaf al-Qur'an.
Istilah mushhaf sendiri dibentuk dari kata shahîfah; bentuk jamaknya shahâ'if, shuhuf. Menurut Ibn Duraid dalam Jumhurah al-Lughah, shahîfah adalah kulit yang berwarna keputihan atau lembaran/lempengan tipis, untuk tempat menulis tulisan. Adapun menurut al-Jauhari dalam Ash-Shihah fî al-Lughah, shahîfah adalah al-kitab. Jadi, secara bahasa shahîfah—jamaknya shuhuf—bisa diartikan lembaran-lembaran tulisan.
Di dalam al-Quran kata shuhuf dinyatakan delapan kali di delapan ayat (QS Thaha [20]: 133; an-Najm [53]: 36; al-Muddatstsir [74]: 52; 'Abasa [80]: 13; at-Takwir [81]: 10; al-A'la [87]: 18, 19; al-Bayyinah [98]: 2). Maknanya adalah lembaran-lembaran, kitab-kitab terdahulu sebelum al-Quran dan catatan amal.
Adapun mushhaf, menurut Abu Hilal al-'Askari, penduduk Nejad membacanya mushhaf sedangkan penduduk Hijaz membacanya mishhaf. Menurut Ibn Duraid, bacaan mishsaf adalah bacaan menurut Bani Tamim, sedangkan bacaan mushhaf adalah bacaan penduduk Nejad. Menurut al-Fara' seperti dikutip oleh al-Jauhari, orang Arab susah menyebut dhammah maka mereka ubah mîm-nya menjadi kasrah, tetapi asalnya adalah dhammah. Mishhaf itu karena diambil dari ushhifa yang di dalamnya lembaran-lembaran dikumpulkan. Al-Azhari mengatakan, al-mushhaf disebut mushhaf, liannahu ushhifa yaitu yang dijadikan menghimpun lembaran-lembaran (shuhuf) yang tertulis di antara dua lembaran sampul. Karena itu, menurut ar-Raghib al-Ashfahani di dalam Mufradât, mushhaf adalah apa yang dijadikan menghimpun lembaran-lembaran yang tertulis.
Menurut Abu Hilal al-'Askari, mushhaf berbeda dengan kitâb. Kitâb bisa terdiri dari satu lembar saja atau sejumlah lembaran. Adapun mushhaf harus terdiri atas sejumlah lembaran. Ini adalah makna menurut bahasa.
Hanya saja, akhirnya istilah mushhaf itu secara tradisi digunakan untuk menyebut lembaran-lembaran tulisan al-Quran yang dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar. Berikutnya digunakan menyebut salinan mushhaf itu yang dibuat pada masa Khalifah Utsman bin Affan, dan secara khusus disebut Mushhaf Utsmani. Mushaf ini disepakati oleh para Sahabat sebagai satu-satunya master bagi penulisan mushaf al-Quran yang sah berlaku sejak saat itu hingga kiamat nanti. Kemudian kumpulan lembaran yang memuat tulisan seluruh al-Quran mulai surat al-Fatihah hingga an-Nas itu sering disebut mushaf saja. Jadi al-mushhaf adalah mushhaf al-Quran itu sendiri yang disalin berdasarkan master Mushaf Utsmani itu.




BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa al-Qur’an itu betul-betul datang dari Allah dan dinukil secara qat’iy (pasti). Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa.
Garis-garis besar isi kandungan Al-Quranpokok-pokok isi kandungan Al-Quran ada lima:
1. Tauhid, kepercayaan pada allah swt, Malaikat-malaikatnya, Kitab-kitabnya, para Rasul-Nya, hari kemudian, Qadla dan Qadar yang baik dan buruk.
2.Tuntunan ibadat sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid.
3.Janji dan ancaman:Al-Quran menjanjikan pahala bagi orang yang mau menerima dan mengamalkan isi Al-Quran dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
4.Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagian dunia dan akhirat.
5.Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada allah,yaitu orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan Rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama allah dan hukum-hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari kebahagian dan meliputi tuntunan akhlaq.
               



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Djalal. 1997. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu.

Abdul Wahid Ramli. 2002. Ulumul Qur’an. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad  Hasbi. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Manna’ Khalil al-Qaththan. 1992. Study Ilmu-ilmu Quran. Cet. I (Penterjemah Drs. Mudzkir AS.). Bogor: Litera Antar Nusa.

Muhammad Zaini. 2005. Ulumul Qur’an Suatu Pengantar. Cet. 1. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Quraish Shihab, dkk. 2001. Sejarah dan Ulumul Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Rosihon  Anwar. 2000. Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia.

Shaleh. Asbabun Nuzul. Bandung: C.V Diponegoro. 1992

Subhi As-Shalih. 1985.Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.




by : Abdul Fatah (clark fath okcat cocolataek aceJRnHolly2 aisylainnow, aftah, afgan, abgan, ngab, n dul)



iya itu tadi contoh makalah ulumul qur'an/study hadits yg saya bisa bagikan pada postingan kali ini, semoga bermanfaat..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar