Setelah sebelumnya
aku posting cerpen Forbidden Love dan Dhepila, kali ini aku ingin memosting
cerpen remaja lagi yaitu Seni Kehidupan. Semoga
bermanfaat.....
By : Clark
Aftah Okcat Cocolataek AceJRnHolly2 AisylainNow
Seni Kehidupan
(Luka)
Namaku bunga, temen – temenku memanggilku
meong,, yaa,, mungkin aku suka banget
sama kucing,, heaheh, tapi mungkin Cuma kucing – kucingku ini yang bisa menjadi
pelepas lelah sepulang sekolah dan disaat hatiku sedang galau.
“bunga, cepetan nanti kamu telat sekolah,
jangan lupa sarapan dulu” suara ibu yang terus
–terusan memanggilku. Mungkin karna hari ini pengumuman kelulusanku jadi ibu
khawatir hmmz,, padahal aku sendiri tak taerlalu memerdulikanya.
“bunga kaka mau berangkat kerja, ayo” kali ini kaka, aku bergegas keluar kamar.
“iya ka ini dah siap qo”.
“bunga sarapan dulu, nanti kamu sakit perut”. Bujuk ibu yang melihatku buru
– buru keluar rumah.
Dalam perjalanan kaka bilang kalau pulang ga
bisa jemput, hmmmz... seperti biasa selalu mentingin pacarnya. Tapi gapapa lah,
udah biasa.
Sesampainya di skul aku pun langsung menemui
teman – temanku. “meong,,, sini,,”panggil agnes dari lantai 2, iya,, dia
memang sahabatku yang paling ngertiin aku, kami sangat deket bahkan lebih deket
daripada hubunganku sama kakaku,, heeee,, mungkin karna sama – sama cewenya,
bahkan kami berniat ngelanjutin ke sekolah yang sama.
Sebenarnya pengumumannya udah di umumin lewat
website resmi sekolah tapi rasanya ga puas kalu ga liat langsung di sekolah,
sekalian konfoy ama temen- temen, semua siswapun di kumpulkan, ternyata
sekolahku lulus 100%, jadi ga perlu lagi aku liat isi surat pengumumanya. Rasa
bahagiapun sangat terasa pada waktu itu, aksi – aksi gokilpun di lakuin sama
anak laki – laki tuk merayakan kebahgiaan ini, beda sama para cewe lebay yang
menanggapi dengan tangisan bahagia.
“bunga ,,, bunga,, qo loe masih tidur
sich!,, ku dengar suara ibu, dan perlahan kulihat ibu
semakin pudar.
“bunga!,, cepetan mandi, tar kita telat, ney
hari pertama kita masuk sekolah tau!”ternyata agnes yang
sedang berusaha membangunkanku dengan menarik – menarik selimutku.
Di hari pertama di sekolah yang baru ini
rasanya ga da yang menarik, sama seperti sekolahku yang dulu, membosankan,,,,
sampai pada saat ada yang menarik perhatianku, dia temen sekelasku namanya
ngab,, heheh itu panggilanya di sekolah. Dia lucu, dan masih kaya anak kecil
aja.
“hey,, ngeliatin siapa sich?” tanya agnes mengagetkanku yang sedang memandangi ngab di kantin.
“loe suka ya sama dia? ayo ayo ngaku ,” ledeknya.
“ngga qo, Cuma lucu aja dia, liat deeh, dia tu
kaya masih anak kecil”, jawabku .
”hmmz ,, modus loe, tapi tunggu – tunggu,
perasaan dari dulu loe tu selalu terpikat sama cowo yang lebih muda dari loe,
kenapa sih kalau sama yang bukan brondong?” lanjutnya.
“ itu kemujuran,, heheheh”. Jawabku.
“itu modus,,,”.
Sela dia.
“ kampret loe”.kamipun
tertawa bareng,,.
Aku seneng banget saat kami disatuin dalam satu
kelompok belajar, kayaknha ini salah satu modusku,, heheheh,, dengan kelompok
belajar ini kami mulai ada kontak, bahkan ku beranikan sering – sering bertanya
padanya bila ada materi yang aku belum faham,, karna dia termasuk siswa yang
lumayan pintar lah,,, .
Kamipun mulai dekat bahkan kami sering ngabisin
waktu bareng di sela – sela jam pelajaran sekolah, tapi sayang ngga pernah
berdua, selalu rame – rame ,maklum dia masih suka ngumpul sama temen
–temenya. apa karna dia masih kaya nak
kecil jadi terlalu polos atau dia belum kenal yang namanya cinta sehingga dia
ngga tau kalau sikapku kedia selama ini itu karna aku pengen dapet perhatianya
dia.
“hay bunga,,” sapa
gendut temen sekelasku.
“loe ndut, apa itu?”. Balasku kedia.
“ohh, ini... brosur pendaftaran kursus
komputer, napa loe mau ikut?,” jelasnya.
Mungkin ini termasuk modus pendekatanku lagi,
akk tawarin dia untuk kursus bareng aku,, berharapnya bisa ada waktu tambahan
bersama dia,, ternyata dia mau,, heheh, tapi dasar nasib,, ternyata gendut udah
nawarin duluan ke agnes dan jam kami sama,, gapapalah bertiga daripada berame –
rame..
“ngab,, bisa bantu aku?”. Tanyaku ke dia.
“yang mana bunga?”.
Ucapnya sambil menghampiiriku yang sedang kesulitan dengan materi kursus.
“ini gimana ngab, aku lupa?”. Manja – manjaku ke dia.
“ohhhhh,, kaya gini low.. bisa kan? Aku ke
komputerku dulu ya”.
Semua modus pendekatan telah aku lakuin, bahkan
serin ku ucapin kata “i love u, ayo kita pacaran dalam bercandaan kami tapi
tetap tak ada respond darinya.
Kenaikan kelaspun akhirnya kita lewati, ngga
terasa waktu begitu cepat berlalu, kali ini aku ngga massuk peringkat 3 besar,,
sedang agnes masih di 2 besar, dan tentunya ngab masih memegang peringkat 1.
Padahal pengen tetep di posisi itu bersama dua org yg paling deket sama aku,
jujur sejak bertemu dengan dia semangat belajarku meningkat, tapi yang paling
bener aku ikut klompok belajar karna pengen deket sama dia.
Hubungan kamipun gitu – gitu aja, ngga ada
respon dari dia. Bahkan kulihat dia mulai dekat dengan mia temen sekelas kami,
aku ngga tau kenapa dia akrab dg dia, apa karna mia termasuk cewe yang pintar
di kelas terutama saat dia merebut posisi 3 besarku.
Sampai akhirnya aku berpacaran dengan ade
kelasku, namanya roy,, dia jago voli,, mungkin itu yang membuat aku menerima
dia, mungkin karna pelampiasanku saja atau karna rasa kasihanku terhadapnya
yang selama ini nugguin cintaku sejak SMP bahkan rela nerusin sekolah di
sekolah yang sama denganku. Tapi tau lah, yang penting ku jalani hubungan ini
dengan ikhlas dan serius, di banding ku harus di kejar – kejar sama gila yang
udah punya istri itu,,
Ternyata ngab dan roy berteman, mereka sering
berkumpul di kostan roy, itu membuatku canggung menjalin hubungan bersama roy,kadang
kala ku merasa kasihan pada roy karna hati dan mataku selalu tertuju pada ngab.
Apalagi roy sering membawa aku saat berkumpul bersama ngab.
Akhirnya ku putusin untuk ungkapin semua
perasaanku padanya sebelum kami magang, walaupun itu harus ngorbanin hubunganku
dengan roy. Ku putuskan untuk menyampaikan lewat telephone, di sela – sela
obrolan kami ternyata terucap darinya kata – kata yang selama ini aku tunggu.
“bunga, kamu tau ngga kalau dulu aku suka
sama kamu”. Spontan Terucap dari bibir manisnya di
iringi tawanya.
“kapan?” pancingku.
“pas kelas satu, saat kita masih kursus
dulu,” mendengar semua itu aku seperti nemuin celah
untuk ungkapin semua perasaanku, bahagia rasanya semuanya beban telah
terlepaskan dari hatiku.
”lucu ya ternyata kita dulu saling suka tapi
tak berani tuk saling ungkapin heheh”. Becandaanya setelah mendengar pengakuanku.
Setiap di kelas ku kirim surat cinta untuknya,
diapun membalasnya, selalu begitu. Hingga akhirnya ku beranikan diri
mengajaknya pacaran, tapi dia menolak.
“apa?!,, bunga itu ngga mungkin, kisah kita
adalah kisah masa lalu dan ngga mungkin kita bangun lagi, roy adlah temen aku
dan aku ngga mau dia sakit gara – gara aku”. Tuturnya,
hatiku sedikit sakit mendengarnya, apalagi saat dia bilang bahwa surat cinta
yang selama ia terima dikiranya hanya
bercandaan saja.
Tapi aku tak menyalahkanya, dia benar
seharusnya aku mengatkanya dari dulu saat aku belum sama roy. Aku juga ngga au
merusak hubungan pertemanan mereka, apalagi ngab masih fokus dengan sekolahnya
dengan nilai – nilai yang selalu bagus.
Kami akhirnya putuskan untuk berteman saja,
kami beranikan diri untuk menceritakan semuanya pada roy, karna walau
bagaimanapun dia harus tau. Aku bangga pada roy, dia tak marah pada kami dia
hanya membalas dengan senyuman.
Kami pun berangkat magang, hanya sesekli kami
saling mengirim pesan sampai kami kehilangan kontak, dan mulai saat itu pula
masalah datang bertubi – tubi padaku. Akan mendapat masalah dengan istri kepala
sekolahku, dia curiga kalau aku punya hubungan dengan kepala sekolahku yang
sejak magang dia sering kiri sms dan telepon hanya sekedar menanyakan kabar ku
dan temen – temen magangku. Karana memang aku yang di tunjuk untuk menjaga
teman – temanku, tapi istri kepala ssekolahku salah paham, hingga ku putuskan
pindah sekolah ke luar kota untuk menghindari berita yang tidak mengenakan.
Dan yang bikin aku sakit hati, pacarku sendiri
mengkhianatiku, dia menambah masalahku dengan mengatakan hal – hal yang bukan –
bukan tentangku. Akhirnya beredar berita yang buruk tentangku di sekolah
lamaku. Termassuk guruku sendiri memojokan ku dengan berita bohongnya.
Waktupun berlalu, aku telah lulus dari SMA,
kuberanikan diri pulang ke kampung halaman. Aku beranikan diri untuk menjalin
hubungan lagi dengan pria walaupun troma tentnag masih menghantuiku, bagaiman
tidak pria yang selama ini aku anggap baik ternyata menusuku dari belakang.
Laki – laki ini lebih muda dari aku, dia baik tapi dia masih terlalu kanak –
kanak, yang kuinginkan adalah laki – laki yang siap menikahiku bukan hanya
pacaran biasa karna ku lelah dengan status yang tercap jelek di kampungku.
Kulihat handphoneku berdering, ternyata nomor
baru. Saat ku angkat , aku tak menyangka ternyata dia.
“halo ,,, benar ini dengan bunga?”. Terdengar suara merdu ngab yang selama ini tak pernah kudengar lagi.
Jantungku berdetub.
”ngab,, kamu...?”
bahagiaku mendengar suaranya lagi. Ku ceritakan semua yang terjadi padaku,
mengapa sepulang magang aku tak ada. Rasanya lega semua nya setelah ku
ceritakan padanya. Kami bercakap – cakap hingga lama .
Aku pun putus dengan pacarku, tidak sampai
disitu aku di teror sama orang yang mengaku jatuh cinta padaku, aku takut semua
akan terulang kembali. Aku merasa kasihan pada kedua orang tua yang memikul
berat masalh yang di akibatkan olehku, ku putuskan untuk pindah ke luar kota
agar orang tuaku tak mendapat maalah lagi.
Ternyata percakapan ku dengan ngab itu adlah
percakapan terakhir sejak ku dipinang oleh seorang ustadz. Mungkin ini balassan
dari allah atas penderitaan yang aku alami selama ini, aku pun hidup bahagia
dengan keluarga mungilku.
Suamiku telah membawaku kejalan benar, ku
semakin dekat dengan ya rab, ku sadari bahwa sesuatu yang kita inginkan kadang
tak baik menurut allah. Pasrah dan tetap berusahalah jalan keluarnya.
Baca juga contoh makalah dan proposal berikut
ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar