Jumat, 22 Februari 2013

Seni Kehidupan (Luka)


            Setelah sebelumnya aku posting cerpen Forbidden Love dan Dhepila, kali ini aku ingin memosting cerpen remaja lagi yaitu Seni Kehidupan. Semoga bermanfaat.....

By : Clark Aftah Okcat Cocolataek AceJRnHolly2 AisylainNow

Seni Kehidupan (Luka)

Namaku bunga, temen – temenku memanggilku meong,, yaa,, mungkin  aku suka banget sama kucing,, heaheh, tapi mungkin Cuma kucing – kucingku ini yang bisa menjadi pelepas lelah sepulang sekolah dan disaat hatiku sedang galau.
“bunga, cepetan nanti kamu telat sekolah, jangan lupa sarapan dulu” suara ibu yang terus –terusan memanggilku. Mungkin karna hari ini pengumuman kelulusanku jadi ibu khawatir hmmz,, padahal aku sendiri tak taerlalu memerdulikanya.
“bunga kaka mau berangkat kerja, ayo” kali ini kaka, aku bergegas keluar kamar.
“iya ka ini dah siap qo”.
“bunga sarapan dulu, nanti kamu sakit perut”. Bujuk ibu yang melihatku  buru – buru keluar rumah.
Dalam perjalanan kaka bilang kalau pulang ga bisa jemput, hmmmz... seperti biasa selalu mentingin pacarnya. Tapi gapapa lah, udah biasa.
Sesampainya di skul aku pun langsung menemui teman – temanku. “meong,,, sini,,”panggil agnes dari lantai 2, iya,, dia memang sahabatku yang paling ngertiin aku, kami sangat deket bahkan lebih deket daripada hubunganku sama kakaku,, heeee,, mungkin karna sama – sama cewenya, bahkan kami berniat ngelanjutin ke sekolah yang sama.
Sebenarnya pengumumannya udah di umumin lewat website resmi sekolah tapi rasanya ga puas kalu ga liat langsung di sekolah, sekalian konfoy ama temen- temen, semua siswapun di kumpulkan, ternyata sekolahku lulus 100%, jadi ga perlu lagi aku liat isi surat pengumumanya. Rasa bahagiapun sangat terasa pada waktu itu, aksi – aksi gokilpun di lakuin sama anak laki – laki tuk merayakan kebahgiaan ini, beda sama para cewe lebay yang menanggapi dengan tangisan bahagia.
“bunga ,,, bunga,, qo loe masih tidur sich!,, ku dengar suara ibu, dan perlahan kulihat ibu semakin pudar.
“bunga!,, cepetan mandi, tar kita telat, ney hari pertama kita masuk sekolah tau!”ternyata agnes yang sedang berusaha membangunkanku dengan menarik – menarik selimutku.
Di hari pertama di sekolah yang baru ini rasanya ga da yang menarik, sama seperti sekolahku yang dulu, membosankan,,,, sampai pada saat ada yang menarik perhatianku, dia temen sekelasku namanya ngab,, heheh itu panggilanya di sekolah. Dia lucu, dan masih kaya anak kecil aja.
“hey,, ngeliatin siapa sich?” tanya agnes mengagetkanku yang sedang memandangi ngab di kantin.
“loe suka ya sama dia?  ayo ayo ngaku ,”  ledeknya.
“ngga qo, Cuma lucu aja dia, liat deeh, dia tu kaya masih anak kecil”, jawabku .
”hmmz ,, modus loe, tapi tunggu – tunggu, perasaan dari dulu loe tu selalu terpikat sama cowo yang lebih muda dari loe, kenapa sih kalau sama yang bukan brondong?” lanjutnya.
“ itu kemujuran,, heheheh”. Jawabku. 
“itu modus,,,”. Sela dia.
“ kampret loe”.kamipun tertawa bareng,,.
Aku seneng banget saat kami disatuin dalam satu kelompok belajar, kayaknha ini salah satu modusku,, heheheh,, dengan kelompok belajar ini kami mulai ada kontak, bahkan ku beranikan sering – sering bertanya padanya bila ada materi yang aku belum faham,, karna dia termasuk siswa yang lumayan pintar lah,,, .
Kamipun mulai dekat bahkan kami sering ngabisin waktu bareng di sela – sela jam pelajaran sekolah, tapi sayang ngga pernah berdua, selalu rame – rame ,maklum dia masih suka ngumpul sama temen –temenya.  apa karna dia masih kaya nak kecil jadi terlalu polos atau dia belum kenal yang namanya cinta sehingga dia ngga tau kalau sikapku kedia selama ini itu karna aku pengen dapet perhatianya dia.
“hay bunga,,” sapa gendut temen sekelasku.
“loe ndut, apa itu?”. Balasku kedia.
“ohh, ini... brosur pendaftaran kursus komputer, napa loe  mau ikut?,” jelasnya.
Mungkin ini termasuk modus pendekatanku lagi, akk tawarin dia untuk kursus bareng aku,, berharapnya bisa ada waktu tambahan bersama dia,, ternyata dia mau,, heheh, tapi dasar nasib,, ternyata gendut udah nawarin duluan ke agnes dan jam kami sama,, gapapalah bertiga daripada berame – rame..
“ngab,, bisa bantu aku?”. Tanyaku ke dia.
“yang mana bunga?”. Ucapnya sambil menghampiiriku yang sedang kesulitan dengan materi kursus.
“ini gimana ngab, aku lupa?”. Manja – manjaku ke dia.
“ohhhhh,, kaya gini low.. bisa kan? Aku ke komputerku dulu ya”.
Semua modus pendekatan telah aku lakuin, bahkan serin ku ucapin kata “i love u, ayo kita pacaran dalam bercandaan kami tapi tetap tak ada respond darinya.
Kenaikan kelaspun akhirnya kita lewati, ngga terasa waktu begitu cepat berlalu, kali ini aku ngga massuk peringkat 3 besar,, sedang agnes masih di 2 besar, dan tentunya ngab masih memegang peringkat 1. Padahal pengen tetep di posisi itu bersama dua org yg paling deket sama aku, jujur sejak bertemu dengan dia semangat belajarku meningkat, tapi yang paling bener aku ikut klompok belajar karna pengen deket sama dia.
Hubungan kamipun gitu – gitu aja, ngga ada respon dari dia. Bahkan kulihat dia mulai dekat dengan mia temen sekelas kami, aku ngga tau kenapa dia akrab dg dia, apa karna mia termasuk cewe yang pintar di kelas terutama saat dia merebut posisi 3 besarku.
Sampai akhirnya aku berpacaran dengan ade kelasku, namanya roy,, dia jago voli,, mungkin itu yang membuat aku menerima dia, mungkin karna pelampiasanku saja atau karna rasa kasihanku terhadapnya yang selama ini nugguin cintaku sejak SMP bahkan rela nerusin sekolah di sekolah yang sama denganku. Tapi tau lah, yang penting ku jalani hubungan ini dengan ikhlas dan serius, di banding ku harus di kejar – kejar sama gila yang udah punya istri itu,,
Ternyata ngab dan roy berteman, mereka sering berkumpul di kostan roy, itu membuatku canggung menjalin hubungan bersama roy,kadang kala ku merasa kasihan pada roy karna hati dan mataku selalu tertuju pada ngab. Apalagi roy sering membawa aku saat berkumpul bersama ngab.
Akhirnya ku putusin untuk ungkapin semua perasaanku padanya sebelum kami magang, walaupun itu harus ngorbanin hubunganku dengan roy. Ku putuskan untuk menyampaikan lewat telephone, di sela – sela obrolan kami ternyata terucap darinya kata – kata yang selama ini aku tunggu.
“bunga, kamu tau ngga kalau dulu aku suka sama kamu”. Spontan Terucap dari bibir manisnya di iringi tawanya.
“kapan?” pancingku.
“pas kelas satu, saat kita masih kursus dulu,”  mendengar semua itu aku seperti nemuin celah untuk ungkapin semua perasaanku, bahagia rasanya semuanya beban telah terlepaskan dari hatiku.
”lucu ya ternyata kita dulu saling suka tapi tak berani tuk saling ungkapin heheh”.  Becandaanya setelah mendengar pengakuanku.
Setiap di kelas ku kirim surat cinta untuknya, diapun membalasnya, selalu begitu. Hingga akhirnya ku beranikan diri mengajaknya pacaran, tapi dia menolak.
“apa?!,, bunga itu ngga mungkin, kisah kita adalah kisah masa lalu dan ngga mungkin kita bangun lagi, roy adlah temen aku dan aku ngga mau dia sakit gara – gara aku”. Tuturnya, hatiku sedikit sakit mendengarnya, apalagi saat dia bilang bahwa surat cinta yang selama  ia terima dikiranya hanya bercandaan saja.
Tapi aku tak menyalahkanya, dia benar seharusnya aku mengatkanya dari dulu saat aku belum sama roy. Aku juga ngga au merusak hubungan pertemanan mereka, apalagi ngab masih fokus dengan sekolahnya dengan nilai – nilai yang selalu bagus.
Kami akhirnya putuskan untuk berteman saja, kami beranikan diri untuk menceritakan semuanya pada roy, karna walau bagaimanapun dia harus tau. Aku bangga pada roy, dia tak marah pada kami dia hanya membalas dengan senyuman.
Kami pun berangkat magang, hanya sesekli kami saling mengirim pesan sampai kami kehilangan kontak, dan mulai saat itu pula masalah datang bertubi – tubi padaku. Akan mendapat masalah dengan istri kepala sekolahku, dia curiga kalau aku punya hubungan dengan kepala sekolahku yang sejak magang dia sering kiri sms dan telepon hanya sekedar menanyakan kabar ku dan temen – temen magangku. Karana memang aku yang di tunjuk untuk menjaga teman – temanku, tapi istri kepala ssekolahku salah paham, hingga ku putuskan pindah sekolah ke luar kota untuk menghindari berita yang tidak mengenakan.
Dan yang bikin aku sakit hati, pacarku sendiri mengkhianatiku, dia menambah masalahku dengan mengatakan hal – hal yang bukan – bukan tentangku. Akhirnya beredar berita yang buruk tentangku di sekolah lamaku. Termassuk guruku sendiri memojokan ku dengan berita bohongnya.
Waktupun berlalu, aku telah lulus dari SMA, kuberanikan diri pulang ke kampung halaman. Aku beranikan diri untuk menjalin hubungan lagi dengan pria walaupun troma tentnag masih menghantuiku, bagaiman tidak pria yang selama ini aku anggap baik ternyata menusuku dari belakang. Laki – laki ini lebih muda dari aku, dia baik tapi dia masih terlalu kanak – kanak, yang kuinginkan adalah laki – laki yang siap menikahiku bukan hanya pacaran biasa karna ku lelah dengan status yang tercap jelek di kampungku.
Kulihat handphoneku berdering, ternyata nomor baru. Saat ku angkat , aku tak menyangka ternyata dia.
“halo ,,, benar ini dengan bunga?”. Terdengar suara merdu ngab yang selama ini tak pernah kudengar lagi. Jantungku berdetub.
”ngab,, kamu...?” bahagiaku mendengar suaranya lagi. Ku ceritakan semua yang terjadi padaku, mengapa sepulang magang aku tak ada. Rasanya lega semua nya setelah ku ceritakan padanya. Kami bercakap – cakap hingga lama .
Aku pun putus dengan pacarku, tidak sampai disitu aku di teror sama orang yang mengaku jatuh cinta padaku, aku takut semua akan terulang kembali. Aku merasa kasihan pada kedua orang tua yang memikul berat masalh yang di akibatkan olehku, ku putuskan untuk pindah ke luar kota agar orang tuaku tak mendapat maalah lagi.
Ternyata percakapan ku dengan ngab itu adlah percakapan terakhir sejak ku dipinang oleh seorang ustadz. Mungkin ini balassan dari allah atas penderitaan yang aku alami selama ini, aku pun hidup bahagia dengan keluarga mungilku.
Suamiku telah membawaku kejalan benar, ku semakin dekat dengan ya rab, ku sadari bahwa sesuatu yang kita inginkan kadang tak baik menurut allah. Pasrah dan tetap berusahalah jalan keluarnya.
Baca juga contoh makalah dan proposal berikut ini : 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar